OLIS CENTER BERDAYAKAN MASYARAKAT DARI OLAH LIMBAH ATSIRI

Tanaman nilam merupakan salah satu tanaman penghasil minyak atsiri yang menjadi raw material dalam menyokong berbagai macam produk yang dihasilkan perusahaan. Tak hanya hasil minyaknya saja, PT Kimia Farma Tbk juga menciptakan inovasi pemanfaatan limbah cair tanaman nilam menjadi berbagai macam produk turunan yang memiliki nilai jual untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Olah Limbah Atsiri (Olis) Center merupakan program pengembangan masyarakat binaan yang dilakukan oleh PT Kimia Farma Tbk sebagai wujud pelaksanaan inisiatif Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) perusahaan. PT Kimia Farma Tbk melihat bahwa tanaman nilam yang menjadi sumber daya alam potensial di Kabupaten Blitar dapat menyokong bahan baku kimia bagi produksi perusahaan.

Sebagai salah satu wilayah penghasil minyak atsiri terbesar di Indonesia, hal tersebut berbanding lurus pula dengan banyaknya limbah yang dihasilkan dalam setiap proses produksi. Setiap satu tanaman nilam hanya dapat menghasilkan 2,5% minyak atsiri dan meninggalkan 97,5% limbah padat dan limbah cair.

Pelaksanaan TJSL tersebut dilakukan mengunakan pendekatan Creating Share Value (CSV) melalui Enabling Local Cluster Development Approach melalui cara mengembangkan potensi masyarakat di Desa Semen, Kecamatan Gandusari, Kabupaten Blitar sebagai wilayah penyokong bahan baku perusaan untuk dapat meningkatkan produktivitas tanaman nilam, berinovasi dalam menciptakan produk baru, serta selaras komitmen perusahaan terhadap aspek keberlanjutan.

Limbah cair berupa hydrosol yang dihasilkan dari tahap penyulingan minyak atsiri masih mengandung minyak atsiri sekitar 0,2%.Limbah tersebut kemudian disulap menjadi produk turunan yang dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari berupa Olis Sabun Mandi, Olis Sabun Cuci Tangan, serta Olis Sabun Cuci Piring. Produk turunan tersebut telah dipasarkan melalui toko local, koperasi usaha desa, serta akan menjadi bagian dari supply chain bagi PT Kimia Farma Tbk.

Data menyebutkan pula bahwa pemberdayaan masyarakat dengan menggunakan pendekatan Creating Shared Value (CSV) tersebut dapat dirasakan kepuasannya oleh masyarakat dengan nilai Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) sebesar 78,50%.

Nilai IKM tertinggi berada pada Indikator Perencanaan Program dengan persentase 99,18% (Sangat Puas) karena masyarakat merasa telah dilibatkan dalam perencanaan. Program dirasa telah sesuai dengan masalah dan potensi yang ada di lokasi pelaksanaan program.

Kedepannya melalui pengembangan masyarakat yang telah dilaksanakan dapat merambah untuk mengembangkan Desa Semen sebagai desa wisata sentra minyak atsiri yang terintegrasi, modern dan berkelanjutan dengan memperhatikan aspek ekonomi, lingkungan, dan sosial.